Senin, 10 Maret 2014



Teruntuk Saudariku Uswatun Tercinta.....
Melalui tulisan ini aku hanya ingin menitipkan pesan bahwa semua yang kamu lihat dari diriku bukanlah sesuatu yang bisa dijabarkan dengan kata-kata atau lewat tahapan tips-tips melakukan sesuatu. Jika kamu menanyakan padaku cara agar inner beauty dan aura positif bisa terpancar (karena itu yang kau lihat)seperti diriku (sesuai yang kamu katakan, percayalah bahwa itu semua adalah imbalan dari Allah yang tak pernah aku sadari dan tidak aku ketahui karena memang dirimu yang melihtnya. Namun aku merasa sangat terhormat dan berterima kasih atas pujianmu J. Namun jika saja dirimu tahu, itu semua tidak aku peroleh melalui zona yang menyenangkan, aman , dan nyaman. Hidupku, pengalamanku, pemikiranku di sini tidak selalu berada pada posisi “menyenangkan” dan “menguntungkan”. Pengalamanku di sinilah yang membentuk diriku menjadi seperti yang kau lihat. Harga yang harus dibayar dengan pengorbanan, pengorbanan tenaga, waktu, materi, dan perasaan untuk amanah yang dihadapkan padaku. Aku dihadapkan dan dibenturkan pada berbagai persoalan dan permasalahan yang menuntut dan menguras energi penghabisan, pemikiran terdalam, perasaan paling dalam yang mengaduk-aduk dan membolak balik kehidupanku. Konflik pribadi, amanah, kuliah, bahkan konflik dengan teman serta saudara seiman itulah yang membesarkanku. Jujur ku katakan itu semua berat, dan teramat berat untuk ku hadapi sendirian. Air mata sudah tak terhitung berapa kali tertumpah untuk segala hal yang menyedihkan, membakar emosi, bahkan untuk hal membuatku mengharu biru. Rasa sakit tak terhitung berapa kali ku alami dan harus kutemukan obatnya di dalam diriku sendiri. Tapi..itulah yang membuatku besar, sayang. Jika aku menyerah dan kalah aku hanya akan menjadi seorang pecundang. Namun, aku memilih bertahan, melawan dan berkeyakinan bahwa aku bisa menghadapi semua itu. Aku tahu masih ada Allah yang membantuku, ibu dan bapak yang menaruh harapan di pundakku, saudara-saudari dalam ikatan ukhuwah yang menguatkanku. Itu alasan aku bertahan dan melawan. Menyerahkan semuanya pada kehendak takdir yang pasti baik untukku.
Pengalaman yang membesarkanku, kenyataan yang aku hadapi yang menguatkanku. Aku belajar dari orang-orang di sekelilingku karena bagiku mereka semua adalah guru, termasuk dirimu yang aku bisa belajar banyak darinya. Selalu bersyukur dan berpikiran positif terhadap apapun yang terjadi dalam hidup kita, sekalipun hal itu nampak amat buruk. Mungkin itulah yang memancarkan aura positif dalam diriku seperti yang kamu katakan. Ingatlah sayang, itu semua tidak mudah, tak sekedar tips dan trik yang diprosedurkan, tak semudah diucapkan lewat kata-kata. Pertempuran melawan dirimu sendirilah yang membentuknya.
Pesanku untukmu, janganlah melihat seseorang hanya pada keindahan luarnya, percayalah setiap keindahan itu diperoleh melalui jalan panjang yang terjal dan menguras kekuatanmu. Ingatlah untuk selalu bersyukur dan mengambil makna positif dalam setiap takdir atau peristiwa yang ditimpakan Allah padamu sekalipun itu amat kau benci dan tak kau sukai. Jika dirimu merasa paling menderita, lihatlah ke bawah dan kau akan bersyukur. Jika kau merasa putus asa, lihatlah ke atas, masih ada harapan di sana. Tetaplah untuk berprasangka baik terhadap Allah karena Dialah sang Maha Adil dan pengatur terbaik untuk kehidupanmu. Ambillah makna positif dari suatu peristiwa sekalipun peristiwa yang menimpamu tampak amat sangat buruk.
Pesan ini mungkin terlalu mudah untuk dikatakan tapi akan sangat sulit ketika kau jalani. Dan di situlah letak tantangannya. Jika kau kalah dengan kehidupanmu maka kau akan keluar sebagai pecundang dan jika kau menang maka kau akan menjadi pahlawan untuk pikiranmu, hatimu, dan jiwamu.  
Bersyukurlah dan selalu bersabar karena “boleh jadi kau membenci sesuatu tapi itulah yang terbaik dari Allah untukmu dan boleh jadi kau menyukai sesuatu tapi itu tak baik untukmu”. Itulah cara Allah menguji ketetapan hatimu akan kepercayaanmu padaNya. Dan aku pun masih belum lulus ujian kehidupan itu. Aku masih berproses untuk menjadi lebih baik sebagaimana dirimu yang masih berproses melaluikehidupanmu. Percayalah hidup itu tak selamanya mudah dan indah, namun jika kau selalu mengambil makna terindah darinya maka hidupmu akan selalu indah menghiasi dirimu.
Jika lama tak menghubungimu bukan berarti aku melupakanmu. Aku hanya sedang mempersiapkan diriku agar nantinya ketika berjumpa denganmu aku berada dalam kondisi yang bisa membahagiakanmu. Percayalah bahwa aku selalu mengingatmu dan tak pernah melupakanmu karena kamu adalah bagian dari kehidupanku.
Inilah jawabanku atas pertanyaanmu.

Saudaramu yang masih berjuang mengambil Salsabila kehidupan,
Ayu ^_^
 
Copyright (c) 2010 I'm a Counselor and Powered by Blogger.